Burung Hong/ Phoenix
Phoenix merupakan burung keramat yang berasal
dari mitologi Mesir dan digambarkan memiliki bulu yang sangat indah dan panjang
berwarna merah dan emas. Tetapi, setidaknya ada tiga deskripsi berbeda dari
warna bulu Phoenix. Ada yang mengatakan bahwa kepala, dada, dan punggungnya
berwarna merah dan emas dengan sayap berawarna-warni. Kakinya berona ungu,
sedangkan matanya berwarna biru laut. Yang lain mengatakan bahwa tubuhnya
berwarna plum dengan punggung berwarna merah dan bulu sayap serta kepala
berwarna emas dan ekornya panjang berwarna mawar dan biru. Deskripsi ketiga
menyatakan bahwa Phoenix sebagian besar berwarna ungu dengan leher dan kepala
berwarna emas. Ada kemungkinan bahwa ketiga deskripsi tersebut adalah Phoenix
dalam berbagai tahap kehidupannya.
Phoenix juga dikatakan dapat hidup selama 500
tahun, bahkan 1461 tahun. Setelah hidup selama itu, Phoenix akan membakar
dirinya dan dari abunya akan muncul Phoenix muda. Ovid, seorang penyair latin
menuliskan: Ada burung yang bisa bangkit kembali lagi dan lagi. Bangsa Assyria
memberinya nama Phoenix. Ia tidak makan biji-bijian maupun tumbuhan, hanya
tetesan kayu damar dan cairan dari kapulaga. Bila burung ini telah hidup lima
abad lamanya, dengan cakar dan paruhnya yang bersinar ia membangun sarang tinggi
di dahan palem. Ia meletakkan kulit cassia di sarangnya yang baru dan rangkaian
kelopak bunga harum dan kayu manis dengan getah myrrh kuning. Lalu ia berbaring
di wewangian yang memabukkan itu, dan mati. Dan Bangsa Assyria berkata dari
tubuh burung itu bangkit kembali phoenix kecil yang ditakdirkan untuk hidup
lima abad lagi. Karena karakternya yang tidak dapat mati, Phoenix dikenal
sebagai simbol dari keabadian, lambang dari siklus kehidupan setelah mati, dan
simbol dari kebangkitan tubuh setelah mati.
Dikatakan pula bahwa air mata Phoenix dapat
menyembuhkan luka dan darahnya dapat digunakan sebagai balsem. Phoenix dalam
Kebudayaan-kebudayaan di Dunia Phoenix dalam Kebudayaan Mesir Kuno Dalam
kebudayaan Mesir Kuno, Phoenix dikenal dengan nama "Benu" dan berasal
dari Heliopolis, Kota Matahari. Dalam heliogryph Mesir, Phoenix melambangkan
perjalanan waktu dan masih merupakan simbol kehidupan abadi hingga kini. Di
zaman akhir, tulisan Phoenix juga digunakan untuk mewakili Dewa Matahari, Ra,
secara langsung sebagai simbol matahari terbit dan terbenam. Dalam kitab Book
of the Dead dari Mesir Kuno, sebuah teks religius yang ditulis pada tahun 2000
SM, sang Phoenix menyatakan: "Aku adalah penjaga Catatan Takdir, buku
tentang hal yang telah terjadi dan akan terjadi". Phoenix dalam Kebudayaan
Cina dan Jepang Dalam kebudayaan Cina, Phoenix lebih dikenal dengan nama
Fenghuang, dan di Jepang, Phoenix disebut ho-o atau fushico. Phoenix Cina,
Fenghuang, dianggap memiliki paruh ayam, leher ular, dada seekor angsa, bagian
belakang kura-kura, kaki belakang rusa, dan ekor ikan. Di Cina, Fenghuang
adalah sebuah mitos dangkal mirip burung Phoenix dan merupakan makhluk legenda
kedua yang dihormati setelah naga. Fenghuang menggambarkan arah selatan dan
ditampilkan sebagai Phoenix laki-laki, Feng, dan Phoenix perempuan, Huang.
Warna
bulunya merupakan lima warna dasar, yaitu hitam, putih, merah, hijau, dan
kuning. Dalam mitologi Cina, Phoenix merupakan simbol dari kebajikan tinggi dan
rahmat, serta kekuasaan dan kemakmuran. Ini merupakan penyatuan Yin (negatif)
dan Yang (Positif). Phoenix dalam Kebudayaan Persia Simurgh atau Simorgh
merupakan Phoenix yang berasal dari mitologi Persia pada masa Kekaisaran
Parthia pada tahun 247 SM. Phoenix ini biasanya dianggap baik hati, tetapi
beberapa cerita menyatakan bahwa manusia tidak selalu aman berada di sekitar
Phoenix ini.
Phoenix dalam kebudayaan Rusia Dalam cerita
rakyat Rusia, Phoenix muncul sebagai Zhar-Ptitsa, subjek yang terkenal pada
tahun 1910. Phoenix ini ditampilkan pada bendera Alexander Ypsilantis. Banyak
gambaran mengenai Phoenix dari seluruh Dunia dan satu persamaan dari Phoenix
mereka adalah Phoenix merupakan burung legendaris. Namun jika berpikir mengenai
Phoenix dan kemungkinan adanya hewan yang mirip dengan Phoenix ini, maka
Indonesia patut berbangga, karena salah satu burung khas Indonesia memiliki
beberapa kesamaan dengan burung legendaris tersebut. Burung Cendrawasih Asli
Indonesia Burung Cendrawasih yang bisa ditemukan di Papua, Indonesia, ini
sering dijuluki dengan bird of paradise atau phoenix bird. Burung ini memang
memiliki bentuk dan warna yang unik sekilas mirip dengan hewan mitologi,
Phoenix. Tentu saja bulu-bulu Cendrawasih bukan dari api seperti Phoenix.
Walaupun begitu, Cendrawasih adalah burung yang sangat indah. Burung ini
dikenal karena bulunya yang tumbuh memanjang dan berwarna merah atau kuning
yang indah.
Penampakan Phoenix Tidak banyak penampakan
Phoenix yang tertulis dalam sejarah, namun ada dua catatan kuno penampakan
tangan pertama dari Phoenix: satu oleh Pliny, yang melihat satu dipamerkan
dalam Forum Romawi pada masa pemerintahan Kaisar Claudius; lain dengan Clemont
yang menyaksikannya pada abad pertama CE. Mitos dan legenda mengenai Phoenix
ini memang banyak diperdebatkan, namun jika kita berpikir lebih dalam, tidak
akan ada mitos dan legenda Phoenix jika awalnya tidak ada tanda-tandanya. Namun
sejauh mana informasi itu benar, tergantung pula dari seberapa akurat informasi
itu sendiri disebarkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar